
Pattern Disruption atau Distinctive Brand Assets?
Yo Rekans! Sebagai seorang Creative Designer, kamu pasti paham banget betapa pentingnya konten yang catchy, nge-culture banget, yang bisa jadi pusat spotlight pencuri atensi para audiens di tengah gelombang informasi digital.
Tapi, pernah enggak sih kamu dilanda kebimbangan antara mau milih, lebih baik pakai jurus “kejutan audiens” atau “fokus bangun identitas yang kokoh” ya?
Yap, sekarang kita lagi bicara soal dua strategi brand design yang lagi naik daun nih Rekans, yaitu: Pattern Disruption vs Distinctive Brand Assets (DBA).
Mana ya kira-kira yang lebih efektif buat brand kamu? Bikin noise yang cuma viral sesaat, atau jadi voice yang abadi? Yuk, kita bedah tuntas Rekans!
Pattern Disruption: Si Noise, Pembuat Bising yang Bikin Viral!

Coba deh bayangin kamu lagi scroll di media sosial, lalu tiba-tiba ada konten yang bentuknya enggak biasa, nyeleneh, melenceng jauh dari key visual brand tersebut. Itu dia, Pattern Disruption!
Pattern Disruption (atau disingkat PD) intinya adalah teknik untuk “merusak” pola yang sudah terbiasa dilihat oleh audiens. Tujuannya? Buat break the rules pola design atau key visual yang biasa kita lihat, sehingga dapat memberikan efek surprise content yang dijamin bisa mencuri perhatian. Dan yang paling penting, memicu keviralan alias noise Rekans!
Lihat aja nih contoh nyata yang sempat viral, yaitu papan bunga Andre Taulany Rekans! Brand sekelasnya tiba-tiba ngegunain media yang super tradisional untuk konten digital. Agak laennya adalah, sewajarnya papan bunga aja ya Rekans, papan bunga itu biasanya diperuntukkan untuk ucapan selamat dalam rangka momen-momen formal. Dilengkapi dengan bahasa yang formal, dilengkapi condiment bunga-bunga yang cantik dan rapi banget. Tapi Andre, dengan ciri khasnya yang seperti biasa gokil bin absurd, malah bikin papan bunga dengan design dan copywrite yang nyeleneh.
Artinya, konklusinya adalah Pattern Disruption (PD) itu fun, berani, bikin kejutan, dan sering kali menghasilkan impact instan. Dia seperti kembang api: meledak tiba-tiba yang surprise banget, lalu bikin terang benderang dan jadi pusat perhatian, tapi sayangnya, setelah terangnya redup, atensinya enggak akan bertahan lama. Dia bikin brand kamu jadi perbincangan panas sekejap di hari itu, tapi besok? Who knows, brand kamu sudah tenggelam sama trend baru.
Distinctive Brand Assets (DBA): Si Voice, Pencipta Identitas yang Melekat!

Nah, ini dia lawan dari Pattern Disruption yang sifatnya lebih kalem tapi dampaknya jangka panjang. Distinctive Brand Assets (DBA)!
Secara sederhana, distinctive brand assets adalah elemen-elemen visual, audio, atau bahkan aroma yang secara unik dan konsisten melekat pada sebuah brand. Yang bisa bikin audiens jadi bisa ingat kepada sebuah brand tertentu atau membuat brand itu bisa langsung dikenali tanpa perlu melihat nama brandnya secara eksplisit atau terang-terangan. Ini termasuk tagline, jingle, logo, warna, atau font spesifik.
Bayangin aja deh kalau Rekans disodorin gambar lingkaran, segitiga, dan kotak dalam satu slide. Atau ada boneka anak-anak raksasa berbaju kuning dan cokelat yaitu si YoungHee dan CheolSu. Bahkan mungkin pas gak sengaja denger lagu Mingle-Mingle (Round) di YouTube?
Pasti di benak Rekans, udah bisa langsung kebayang dong sama Squid Game! Game anak-anak yang mindblowing, playfull tapi ironi: That’s how powerful a distinctive brand asset can be!
Intinya, DBA itu adalah cara brand menciptakan voice-nya sendiri. Tujuannya bukan buat viral sesaat, tapi buat mengunci brand kamu jadi top of mind di kepala audiens. Kalau key visual yang konsisten itu dijaga, bahkan tanpa melihat nama brand-nya, audiens sudah tahu itu produk siapa.
DBA membuat brand kamu jadi identitas yang permanen dan mudah diingat. Ini adalah investasi jangka panjang dalam membangun equity dan kepercayaan.
Mana yang Lebih Baik, Pattern Disruption si Noise atau DBA si Voice?

Jadi, kita harus pilih jadi Noise (Pattern Disruption) atau Voice (Distinctive Brand Asset)?
Jawabannya simple Rekans: Keduanya punya peran masing-masing!
DBA adalah Fondasi (Voice): Jangan pernah abaikan DBA. Ini adalah basic dari graphic design dan brand design yang harus kamu punya. Distinctive Brand Assets yang kuat memastikan brand kamu punya core identitas yang jelas, paten, dan mudah diidentifikasi. Ini ibaratnya kayak Voice yang kamu gunakan untuk berkomunikasi sehari-hari.
Pattern Disruption adalah Bumbu Kejutan (Noise): Gunakan Pattern Disruption sebagai alat sesekali untuk memecah kebosanan audiens atau bahasa kerennya Content Fatigue, mendapatkan perhatian baru, atau meluncurkan kampanye penting. PD adalah booster yang akan memicu Noise dan keviralan, Rekans!
Baca juga: Content Fatigue Menyerang Konten Kamu? Kenali Gejala nya!
Pilih yang Terbaik dan Jadi Brand yang Top of Mind!
Ini tipsnya Rekans! Gunakan Distinctive Brand Assets (Voice) sebagai aturan main (Rule) yang harus selalu kamu terapkan. Lalu, sesekali langgar aturan itu dengan Pattern Disruption (Noise) yang harus tetap smart dan terarah juga. Jadi jangan langsung asal tabrak ya, Rekans!
Dengan strategi ini, brand kamu akan tetap punya Voice yang kuat dan memorable di benak audiens, sekaligus sesekali bisa bikin Noise yang efektif untuk exposure and engagement yang maksimal! Jangan sampai brand kamu hanya dikenal karena noise-nya, tapi tidak punya voice yang bisa melekat di hati dan jadi top of mind di pikiran audiens.
Sebagai Digital Agency Bali yang sudah bantu lebih dari 70 brand selama 6 tahun ini, Reaktan paham bahwa selain konten, ada juga core value paling mendasar yang harus dibangun dulu dari sebuah brand yaitu brand design dan identity! Brand Identity ini memang akan menjadi sebuah pakem, tapi at the end pakem ini masih bisa kita eksplorasi dan elaborasi lagi kok ke depannya Rekans! So, no worries!
Disini, Reaktan Asia Digital as Digital Marketing Agency Bali berkomitmen untuk bantu brand kamu jadi lebih stand out and representative. Karena dalam dunia digital marketing, bukan soal siapa yang paling wow key visualnya, tapi tentang siapa yang paling gampang diingat, dikenali, dan jadi top of mind dalam keputusan pembelian!
Gimana Rekans, menyambut tahun 2026 ini kamu udah menentukan strategi brand kamu belum? Yuk share pendapat kalian di kolom komentar! Jangan lupa share juga info ini ke teman kamu yang lagi bangun brand design-nya ya, Rekans!
Baca juga:



